Kala Estetika Terhalang Biaya: Tentang Inovasi Kabel Bawah Tanah



Seringkali saya memperhatikan pihak vendor kelistrikan yang melakukan pemeliharaan rutin kabel listrik kota dengan menebang banyak sekali ranting pohon rindang di sepanjang jalan arteri. Kadang sering merenung, kenapa tidak menerapkan teknologi kabel bawah tanah saja, seperti yang sudah lazim dilakukan di kota-kota besar? Selain bisa mempertahankan estetika kota, tentunya kita tetap bisa "ngadem" di balik rindangnya pepohonan. Jelas kita paham bahwa butuh waktu puluhan tahun untuk melihat tunas pohon yang kita tanam akhirnya tumbuh kokoh tak tergoyahkan. Satu sisi kita sering mengeluh matahari kota kita yang "ada 13 biji", namun di sisi lain kita tidak pernah segan menghilangkan "penyerap panas alami" ini dari hadapan kita. Benar nggak?

Saat kita berhasil menerapkan inovasi kabel bawah tanah, sudah pasti kita dapat menciptakan pemandangan yang nyaman untuk mata, karena tentu tidak ada lagi kabel-kabel berat, baik listrik maupun telekomunikasi, yang melintang di udara. Dengan memasukkan kabel di bawah tanah, kita tidak hanya meningkatkan ketahanan infrastruktur terhadap bencana alam, tetapi juga memperkuat daya tarik visual kota dengan mempertahankan hijaunya lanskap perkotaan. Ini adalah langkah progresif menuju kota yang lebih hijau dan teratur.

Begitu bayangan saya tentang kota kita dengan sistem kabel bawah tanah, sebelum saya memahami "satu sisi mata uang" lainnya. Apa itu? Jadi, selain punya banyak keuntungan, seperti aman dari berbagai cuaca, awet untuk jangka panjang, dan menambah nilai estetika; ternyata saluran kabel bawah tanah juga punya sisi kelemahan. Pertama dari sisi biaya, pastinya lebih mahal. Kedua, keberadaan pipa di bawah tanah menjadikannya butuh waktu ekstra ketika harus ada perbaikan. Ketiga, relatif sulit mendeteksi kerusakan yang notabene bersumber di jaringan bawah tanah.

Tapi saya yakin: aspek fungsionalitas yang dipadukan dengan kenyamanan dan keindahan suatu saat semakin menjadi prioritas kota, sehingga membuat aspek kendala seperti biaya dan waktu itu tidak akan bernilai apa-apa.

Penulis

Villesian
Father of Two Beloved Son|| Bureaucrat|| Urban and Regional Planner (Master Candidate)|| Content Writer|| Content Creator|| Reading Holic|| Obsesive, Visioner, and Melankolis Man||

Posting Komentar